Search This Blog

Tuesday 22 March 2016

Pemprov Mengaku Mau Menguasai Pasar Kopi di Dunia, Tetapi di Lapangan Pelaku Usaha Kopi Mau Diabaikan

Apa artinya di satu sisi mengaku mau menguasai pasar kopi dunia, tetapi di sisi lain Koperasi Baliem Arabica sebagai satu-satunya pengelola Kopi di Tanah Papua, pengekspor kopi Papua tunggal, anggota AEKI dan SCAI diabaikan.

Demikian tanggapan dari Ketua Koperasi Bailem Arabica, Ev. Selion Karoba, S.Th.menanggapi pernyataan Kepala Dinas Provinsi Papua, John Nahumury
Memang kopi kita (Papua, red) sudah terkenal tapi produksinya masih terbatas sehingga Pemerintah Papua terus berupaya mengembangkan komoditi ini di wilayah Lapago dan Mepago guna menangkap peluang ini,” kata Nahumury kepada wartawan di Jayapura, Jumat (19/2) kemarin. <http://kopipapuabaliem.blogspot.co.id/2016/02/pemprov-dorong-kopi-papua-bisa-kuasai.html>
Pertanyaan sekarang ialah "siapa yang layak dan siapa yang berhak" menangani pengembangan Kopi Papua dimaksud?

Menurut Ketua Koperasi,
Kalau Pemerintah mau berbisnis, seharusnya keluar dari birokrasi dan berbisnis secara murni, menjadi entrepreneur, bentuk badan usaha dan jalankan bisnis. Jangan jabatan dijadikan sebagai lahan untuk berbisnis. Ini akan membuat cita-cita Papua Bangkit! Papua Mandiri! dan Papua Sejahtera! malah terbalik menjadi Papua Mati! Papua Melarat! dan Papua Hancur!
Koperasi Baliem Arabica dari sisi organisasi, dari sisi legalitas, dari sisi pengalaman, dan terutama sekali dari sisi keahlian sudah lebih dari memenuhi syarat, tetapi para Kepala Dinas terkait, Dinas Perindagkop, Dinas Perkebunan, Dinas Pertanian dan Sekda Bidang Perekonomian sama sekali tidak melihat siapa yang sudah nyata berkarya dan berwira-usaha dan siapa yang menjadi antek-antek politisi dan perusak pembangunan di Tanah Papua.

 Masih menurut Ketua Koperasi
Yang kami tidak punya ialah kong-kalingkong. Kami berbisnis murni untuk kepentingan untung-rugi bagi anggota Koperasi. Kami tidak main persen, kami tidak main uang untuk kepentingan apapun. Kami tidak main sogok, dan tidak janji-janji kepada pihak pejabat untuk memberikan porsi. Makanya kami dipersulit. Tanah Papua dibaptis dengan Nama Tuhan, karena itu permainan kotor dalam proyek-proyek seperti ini harus ditumpas dari Tanah Papua.